Oleh : Syaripudin Zuhri
Tanpa terasa sekarang kita sudah memasuki nisfu Sya’ban, malam
pertengahan bulan Sya’ban, bulan pembuka pintu untuk Ramadham, bulan
suci yang selalu ditunggu-tunggu dan dirindukan oleh setaip muslim,
karena begitu banyak hikmah yang terdapat di dalamnya, sampai-sampai
bulan puasanya belum datang, tapi tiket kereta api untuk mudik lembaran
sudah habis terjual! Coba apa hubungannya?
Baru bulan Sya’ban, ramadhan masih setengah bulan lagi, tapi untuk
tiket kereta api mudik lebaran sudah habis terjual, bayangkan. Puasanya
belum, tapi berita mudiknya sudah mendunia! Puasanya belum, tapi siapa
yang mau ikut mudik pakai motor sudah diberitakan, siapa yang mau mudik
dengan rombongan bus ini, bus itu, pakai perusahaan ini atau perusahaan
itu sudah ramai diberitakan, luar biasa!
Jadi terasa aneh, puasanya belum apa-apa, datang juga belum, tapi
yang diberitakan mudik dan baju baru! Nah loh, apakah ini salah? Tentu
saja harus pakai kaca mata yang mana? “Kaca mata” social, budaya,
ekonomi, politik atau keimanan? Kalau sudut pandang yang digunakan
selain keimanan, maka jadilah yang seperti saat ini, puasa seperti
kehilangan maknanya, karena ketika puasa yang diingat bukannya menjaga
agar puasa tidak batal, sholat terawih, dzikir membaca Al Qur’an dan
sebagainya, tapi waktu buka pakai apa? Rujak apa? Kue apa? Manisan apa?
Dan lain sebagainya.
Begitu juga ketika lebaran tiba, baju baru apa, pakai sepatu apa,
perhiasan yang bagaimana, dan seterusnya? Apakah salah? Ya tergantung
cara pandangnya, kalau dilihat dari sisi social budaya, ini memang ciri
khas Indonesia, lebaran atau Idul Fitri lebih ramai ketimbang hari raya
Idul Adha atau hari Raya Kurban. Dengan dengan demikian ummat islam
sebenarnya pangsa pasar terbesar di Indonesia, dalam segi bisnis ini
sangat menguntungkan!
Coba lihat saja, belum lagi puasa, belum lagi datang bulan ramadhan,
sudah ramai penawaran-penawaran berbagai macam perhiasan atau segala
sesuatu yang akan dikenakan saat lebaran! Baiak melalui iklan di TV,
internet, media social, HP, tab, dan lain sebagainya. Bayangkan itu,
puasanya belum, tapi rencana sudah lompat ke hari lebaran, luar biasa!
Itulah hebatanya Islam, setiap kegiatan ibadahnyanya dapat mendorong
perekonomian rakyatnya, penganutnya, bahkan pihak lain yang tak ada
hubungannya dengan masalah iman, tapi ikut terdongkrak! Coba lihat apa
hubungannya kereta api, bus malam, pesawat udara dan berbagai macam
transportasi dengan keimanan? Tapi ketika musim mudik telah tiba, saat
lebaran, seluruh jenis angkutan Darat, Laut dan Udara bergerak semuanya,
dan coba hitung berapa dana yang tersedot di dalamnya, bukan hitungan
sejuta dua juta, bukan semilyar dua milyar, tapi bisa trilyunan, dan itu
baru satu aspek angkutan atau tranportasi.
Coba lihat lagi masalah pakaian, beritanya banyak jenis beragam
pakaian baru dijual dan terjual pada saat sebelum lebaran, sampai-sampai
menjelang akhir ramadhan yang terhadi begitu kotrandiksi dengan
keimanan, mengapa? Karena yang ramai justru mall—mall, pasar-pasar,
toko-toko dan lain sebagainya, sedangkan yang namanya masjid, mushollah,
surau-surau justru sepi, barisana sholat terawih mengalami “kemajuan”,
ya maju barisannya, yang tadinya, di awal ramadhan, sampai ke luar
masjid atau mushollah orang pada sholat terawih, tapi ketika di akhir
ramadhan hanya tinggal satu, dau tiga baris saja yang terawih!
Dan yang lebih repot lagi adalah, disaat bulan ramadhan, siang hari
penjaja pakain begitu dramatis, obral besar-besaran, sampai
teriak-teriak menjajakan pakaian atau barang dagangannya, sambil minum
kemasan botol ringan, karena kehauasan, dan lupa kalau itu lagi bulan
ramadhan, bulan yang penuh berkah. Akh…. mungkin yang jualnya bukan
muslim, tapi silahkan buktikan sendiri.
Ya bulan ramadhan, bulan suci yang akan terus berulang dan berulang,
karena disaat itulah terjadi penggembelangan hawa nafsu manusia yang
mengaku beriman, diuji! Apakah dapat menahan diri, dengan tidak berbuka
dengan cara “balas dendam”! Lihat saja saat berbuka tiba, makanan di
meja makan penuh dengan berbagai jenis masakan, manisan, kue dan lain
sebagainya, saat siang dapat ditahan atau menahan dir, ketika berbuka,
ibarat bendungan, jebol, sampai-sampai ketika diajak sholat terawih,
tidak mau, karena kekenyangan dan ngantuk!
Bulan ramadhan tahun ini di Indonesia atau daerah atau negara tropis
lainnya sama saja, pauasanya sekitar dua belas jam, tapi bagi negara
yang berada dibelahan bumi Utara, termasuk Rusia akan mengalami puasa
yang terpanjang di bulan Juni, tepatnya ditanggal 22-23 Juni, di saat
itu siang terpanjang di belahan bumi Utara dan malam terpanjang di
belahan bumi Selatan, Australia, Selandia Baru dan lain-lain.
Jadi bulan ramdhan tahun ini dan tahun depan bagi muslim yang tinggal
di belahan bumi Utara akan mengalami puasa terpanjang, Bayangkan pukul
01.51 wm sudah Subuh, dan baru Magrib pukul 21.19 wm, jadi puasa kurang
lebih 20 jam! Masuk sholat isya pukul 23.12 wm berarti terawih sekitar
pukul 00.00 dan baru berakhir kurang lebih pukul 01.00, setengah jam
kemudian sudah sahur lagi!
Itu masih belum apa-apa, lebih Utara lagi di negara-negara Filandia,
Norwegia dan Swedia akan lebih panjang lagi. Nah disinilah fiqih
temporer teruji. Wah kalau mau disikusikan akan lebih panjang lagi ini
tulisan.
Kita kembali lagi ke ramadhan, yang selalu berulang dan separti
setiap hari yang berulang, tapi jarang disadari oleh kebanyakan manusia,
bahwa ramadhan sekarang bukan remadhan yang dulu, juga bukan ramadhan
yang akan datang! Itu sama juga dengan hari ini, bukan hari kemarin, dan
juga bukan hari esok. Kemarin sudah berlalu, yang akan datang atau esok
kita belum tahu, masih bisa hidup atau tidak, jadi hari ini adalah hari
kita yang sesungguhnya!
Itulah makanya tulisan ini saya beria judul: “Setiap Hari adalah
Bonus Kehidupan” yang berikan Allah SWT pada kita, yang masih hidup di
hari ini, karena di saat yang bersamaan, ada yang sedang sakit di rumah
sakit, ada yang juga meninggal dengan berbagai macam sebab. Jadi hekaket
waktu hidup kita sebenarnya adalah “hanya” 24 jam saja, hari ini, saat
ini, sekarang ini!
Makanya disunnahkan ketika kita bangun tidur memuji Allah, “
Alhamdulillah masih hidup!” Begitu setiap harinya, Alhamdulillah masih
hidup, masih bisa makan, masih bisa minum, masih bisa jalan, masih bisa
bicara, masih bisa melihat, masih bisa mendengar, masih berlari, masih
bisa duduk, masih bisa buang hajat, masih bisa menangis, masih bisa
tertawa, masih bisa bergaul, masih bisa naik pesawat, mobil, motor,
sepeda dan lain sebagainya, silahkan hitung sendiri, saya tak sanggup
menghitungnya! Betapa banyak nikmat Allah SWT yang telah diberikanNya
setiap hari, tak bosen-bosennya Allah SWT memberikan rezekinya pada
kita, manusia!
Masihkah tidak mau bersyukur, masih tidak mau sholat, tidak mau
puasa, tidak mau berzakat, sedekah dan lain sebagainy? Padahal setiap
hari kita diberikan bonus umur olehNya, dan itu gratis, tanpa bayar dan
Allah SWT tak minta bayaran apapun terhadap rezeki yang telah
dilimpahkanNya pada manusia! Manusia hanya diminta untuk taat kepadanya,
termasuk puasa di bulan ramadhan yang akan datang ini. Selamat datang
Bulan Ramadhan, selamat datang bulan yang penuh berkah dan ampunan,
selamat datang bulan bonus pensucian diri.
0 komentar:
Posting Komentar